Secara global, dunia sedang membuat langkah yang tepat untuk mencapai kesetaraan gender. Menurut laporan Grant Thornton, meskipun terjadi pandemi global, tetapi perempuan yang berada di posisi pemimpin senior telah melewati batas kritis, yakni sebesar 30%. Namun, dibandingkan dengan belahan negara barat lainnya, persentase manajemen senior perempuan di Asia-Pasifik, termasuk Indonesia mengalami ketertinggalan. 

Namun Liwa Supriyanti yang merupakan seorang pemimpin di Gunung Prisma, perusahaan distribusi baja yang berbasis di Indonesia, dapat dikatakan sebagai pengecualian, karena beliau menjadi panutan bagi perempuan muda. Lalu, apa yang dapat dilakukan untuk memastikan perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk mengambil peran manajerial di perusahaan? Dalam blog ini kami memberikan ulasan tentang lanskap gender di Indonesia dan membuat daftar beberapa cara untuk menutup kesenjangan tersebut.

Perempuan dalam Posisi Kepemimpinan di Indonesia

Indonesia berada di peringkat 10 dalam Indeks Kesenjangan Gender World Economic Forum. Hal ini memiliki arti, bahwa Indonesia jauh tertinggal dari negara berkembang lainnya seperti Filipina, Vietnam dan Thailand dalam kesetaraan gender. Indonesia memiliki perjalanan yang panjang sebelum dapat dikatakan sebagai masyarakat progresif yang menghargai, merayakan dan menunjuk sejumlah besar perempuan untuk mengisi posisi sebagai pemimpin. Budaya lokal terus menekankan struktur hierarkis dan patriarki, dan keyakinan bahwa laki-laki harus memegang peran kepemimpinan, karena mereka dianggap lebih kompeten.

Di Indonesia apa yang membuat perempuan sulit menaiki tangga karir? Beberapa alasan utama, ialah karena memiliki keluarga dan tanggung jawab sebagai seorang ibu. Data lainnya mengungkapkan sekitar 24% salah satu penyebabnya, adalah diskriminasi gender.

Kenapa Perempuan Mengambil Lebih Banyak Peran Sebagai Pemimpin Dapat Dikatakan Menjadi Hal yang Penting?

Masyarakat egaliter memberi setiap individu kesempatan yang adil tanpa memandang jenis kelamin. Selain mempunyai manfaat, memiliki lebih banyak rekan kerja perempuan dalam posisi sebagai seorang pemimpin dapat memacu perkembangan positif dalam organisasi.

Sosok perempuan dapat menghadirkan keterampilan dan perspektif yang unik. Perspektif atau sudut pandang yang unik dapat memicu diskusi, kreativitas dan inovasi, serta meningkatkan kinerja. Bukti lainnya telah menunjukkan bahwa kolaborasi tim sangat meningkat, karena kehadiran perempuan sebagai sosok seorang pemimpin di dalamnya.

Dengan budaya kerja yang lebih beragam, sebuah perusahaan juga dapat semakin selaras dengan prinsip-prinsip ESG dan bisa memperkuat citranya sebagai perusahaan inklusif yang menentang diskriminasi. 86% perempuan millenial mengatakan bahwa kebijakan tentang keragaman dan inklusi tenaga kerja itu penting. Hal ini dapat membangun citra perusahaan yang baik di mata investor dan calon karyawan baru.

Oleh karena itu, perusahaan yang lebih beragam akan lebih sukses. Menurut laporan McKinsey & Company, sebanyak 15% perusahaan yang berada di kuartil teratas untuk keragaman gender lebih mungkin untuk mendapatkan keuntungan finansial di atas median industri nasional masing-masing.

Apa yang Perlu Dilakukan untuk Mencapai Kesetaraan Gender di Tempat Kerja?

Pertama, ciptakan lingkungan sosial yang mendukung dan memungkinkan perempuan untuk menorehkan prestasi mereka. Kedua, tingkatkan keseimbangan kehidupan kerja dengan mempertimbangkan peran penting yang dimiliki perempuan sebagai ibu rumah tangga. Pertimbangkan juga untuk menerapkan sistem di mana seorang perempuan dapat menjadi pemimpin di timnya, meskipun di dalam tim tersebut terdapat rekan kerja laki-laki. Hal ini membantu kemajuan dalam berkarir dan memungkinkan mereka untuk belajar dari rekan kerja lainnya di tempat kerja, tanpa memandang jenis kelamin yang dimiliki.

Risa Rustam, Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia, Bursa Efek Indonesia, mendorong sektor bisnis di Indonesia untuk bekerja sama mewujudkan kesetaraan gender, “Lebih dari 42% penduduk Indonesia adalah perempuan. Oleh karena itu, berinvestasi pada kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan adalah hal yang tepat dan cerdas untuk dilakukan. Tidak hanya akan mengarah pada komunitas yang lebih aman, kesetaraan gender juga akan membawa keuntungan bagi bisnis dan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat.”

Peran Liwa Supriyanti di Gunung Prisma

Mengapa memiliki sosok pemimpin perempuan adalah hal yang penting? Hal ini dapat memberikan kepercayaan diri kepada perempuan muda lainnya, bahwa mereka juga dapat mengambil posisi sebagai seorang pemimpin di dalam masyarakat. Sebagai direktur Gunung Prisma, Liwa Supriyanti adalah pelopor dan panutan bagi perempuan muda di Indonesia. Beliau memiliki pengetahuan yang mahir di bidang perdagangan kimia dan baja, sehingga dapat membuat keputusan strategis untuk mengembangkan bisnis. Hal ini memungkinkan Liwa Supriyanti untuk mengenali peluang bisnis di pasar baja, sehingga bisa memanfaatkannya dan membawa Gunung Prisma ke tingkat yang lebih tinggi. Liwa Supriyanti juga menjadi teladan dalam upayanya untuk memberikan solusi berkelanjutan yang ramah lingkungan, seperti mendorong penggunaan baja hijau terbarukan. Cari tahu lebih banyak tentang Liwa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *